JOMBANG, JOINMedia.id – Upaya mendorong pariwisata di Jombang agar semakin maju terus dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Diantara obyek wisata di Jombang yang mendapat perhatian khusus dari BRI adalah wahana Wisata Air Pandansili.
Lokasinya di kaki gunung Anjasmoro, tepatnya di Desa Ngampungan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.
Saat ini, obyek wisata Pandansili menjadi salah satu unit usaha yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Ngampungan.
Murniasih (35), Kepala Unit Pariwisata Pandansili menjelaskan, wisata Pandansili merupakan obyek wisata air yang menyediakan wahana rekreasi berupa empat kolam renang.
Meski sekilas kolam yang ada di Pandansili hanya tampak seperti kolam renang biasa, namun dulunya kolam itu ternyata adalah kolam renang kuno peninggalan Belanda.
Sebab di masa lalu, menurut Murniasih, kawasan kaki gunung Anjasmoro di Desa Ngampungan merupakan area perkebunan Belanda.
Karena di dasar lembah ada sumber mata air yang cukup besar, Belanda kemudian memanfaatkannya dengan membuat kolam renang sebagai tempat untuk membersihkan diri usai bekerja di kebun.
Setelah Belanda pergi dan kolam tersebut terbengkelai selama puluhan tahun, warga Desa Ngampungan berinisiatif untuk menghidupkannya kembali.
Bekerjasama dengan Pemerintah Desa Ngampungan, sumber mata air yang sebelumnya tertutup dibuka lagi.
Demikian juga dengan puing bangunan bekas kolam kuno yang hancur dibangun ulang.
Pekerjaan merombak kolam kuno menjadi tempat wisata air mulai dilakukan pada tahun 2019.
Setelah selesai, jadilah obyek wisata Pandansili seperti yang terlihat sekarang.
Udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah, membuat obyek wisata Pandansili cepat dikenal oleh masyarakat sebagai obyek wisata air favorit.
Dibandingkan dengan kolam renang lainnya, menurut Murniasih, masyarakat lebih suka berenang di Pandansili karena airnya berasal dari sumber mata air asli dan alami.
Air yang ada di obyek wisata Pandansili tidak menggunakan bahan pembersih seperti kaporit, sehingga saat berenang, mata wisatawan dijamin tidak akan merasa pedih.
“Sumbernya di sini kan besar mas, jadi airnya itu bisa dialirkan langsung setiap hari”, ujar Murniasih.

Melihat potensi tersebut, pada tahun 2023 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng sejumlah lembaga keuangan untuk turun membantu warga Desa Ngampungan mengembangkan obyek wisata Pandansili. Salah satu lembaga keuangan yang ditunjuk adalah BRI.
Setelah memberikan pelatihan tentang strategi pengembangan pariwisata, pada bulan Juli 2023, BRI menyediakan layanan transaksi pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di loket penjualan tiket masuk.
Fasilitas pembayaran dengan QRIS BRI juga diberikan kepada warung-warung penjual makanan dan oleh-oleh yang ada di dalam obyek wisata.

Selain untuk memudahkan, tujuannya juga untuk mempercepat proses transaksi keuangan.
“Kalau pembayaran tiketnya manual itu kan uangnya dikumpulkan dulu oleh pengelola lalu setelah dihitung dikirim ke bank, kalau dengan QRIS ini orang beli tiket uangnya bisa langsung masuk ke bank, sehingga tidak ada resiko uang ketlisut (hilang) atau salah ngitung (menghitung)”, jelas Murniasih.
Untuk mendorong peningkatan penggunaan QRIS, BRI juga pernah membuat program promosi.
Bentuknya adalah dengan memberikan diskon 50 persen kepada para pengunjung yang membeli tiket menggunakan QRIS.
“Kalau beli tiket manual itu kan harganya 10 ribu, tapi kalau bayarnya pakai QRIS mereka cukup bayar 5 ribu, yang 5 ribu dibayar BRI”, terang Murniasih.
“Promonya itu jalan selama seminggu, sempat rame, banyak yang pakai QRIS” ujarnya.
Namun sayang, menurut Murniasih, proses transaksi ticketing menggunakan QRIS di Pandansili ternyata sering terkendala oleh faktor signal internetnya yang buruk.
Hal itu terjadi lantaran posisi obyek wisata Pandansili berada di lembah gunung sehingga kualitas signal internetnya labil.
“Kadang pengunjung pas mau bayar itu gak bisa-bisa (transaksi) karena memang signalnya jelek, akhirnya ya bayar manual ae wis (bayar manual saja)”, kata Murniasih sambil tertawa.

Meski demikian, Murniasih merasa senang BRI telah hadir dan menyediakan fasilitas QRIS di tempat wisata yang dikelolanya.
“Keberadaan QRIS ini tetap membantu bagi kami, terbukti toh meski masih sedikit tapi selalu ada saja pengunjung yang minta dilayani pembayarannya menggunakan QRIS”, ujar Murniasih.
“Kalau diprosentase, rata-rata pemasukan uang dari QRIS di sini ya sekitar 500 ribu perbulan, berarti berapa persen itu dari pendapatan total rata-rata 40 jutaan perbulannya”, imbuhnya.
Murniasih berharap, ke depan pemerintah memperbaiki kualitas signal internet di area wisata Pandansili agar fasilitas QRIS yang disediakan BRI bisa berfungsi maksimal.
Tersedianya layanan QRIS BRI di obyek wisata Pandansili juga membuat Saiful Arif (41), pengunjung asal Kesamben Jombang merasa senang.
“Saya belum pernah pake sih, tapi kalau ada ini baguslah, kapan-kapan kalau kesini lagi kita nggak harus bawa uang cash, bayar pakai QRIS juga bisa”, ujarnya.
Saiful Arif juga berharap, fasilitas pembayaran elektronik menggunakan QRIS BRI tak hanya dilakukan oleh obyek wisata Pandansili saja, tapi juga oleh para pengelola obyek-obyek wisata lain di Jombang.***