JOMBANG, JOINMedia.id – Dusun Murongsantren Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang adalah salah satu sentra produsen tahu di Kabupaten Jombang.
Sebab meski tidak mayoritas, namun banyak warga di dusun tersebut yang memiliki usaha produksi tahu.
Selain itu, ada juga ratusan warga di dusun tersebut yang menggantungkan perekonomiannya dari tahu, baik dengan menjadi pekerja di pabrik maupun sales penjual tahu.
Pasar penjualan tahu dari Dusun Murongsantren tak hanya di wilayah Jombang saja, tapi juga hampir ke seluruh daerah di Jawa Timur.
Salah satu perajin tahu yang cukup dikenal di Dusun Murongsantren adalah Imam Subkhi (45).
Saat ditemui JOINMedia.id di pabrik tahunya, Imam mengaku telah menggeluti usaha produksi tahu sejak tahun 2004.
Saat itu, Imam melihat pasar tahu masih terbuka lebar sementara produsen/perajinnya masih minim.
“Saya mulai terjun ke dunia tahu itu sejak tahun 2004 mas, dulu yang mroduksi tahu belum banyak seperti ini”, ujar Imam Subkhi.
Memanfaatkan pekarangan kosong seluas 7 x 26 meter di dekat rumahmya, Imam mengawali usaha dengan memproduksi tahu menggunakan 1 kwintal kedelai.
Hasilnya, tahu tersebut dijual ke pasar-pasar tradisional di Jombang.
Imam merasa senang, karena tahu buatannya bisa diterima dengan baik di pasar.
“Alhamdulillah setiap hari tahu saya habis”, ujarnya.
Perlahan-lahan, Imam mulai meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 2 hingga 3 kwintal kedelai perhari.
Sebagai modalnya, pada tahun 2008 ia mencoba mengajukan pinjaman ke BRI hingga mendapatkan dana sebesar 40 juta rupiah.
Uang tersebut dipakai oleh Imam untuk belanja bahan dan menambah peralatan.
Dengan pinjaman modal tersebut, usaha Imam Subkhi terus berkembang sehingga kapasitas produksinya meningkat mencapai 5 kwintal kedelai perhari.
Seiring dengan perkembangan usahanya, jaringan pasar tahu Imam juga makin luas.

Pada tahun 2010 Imam mengajukan pinjaman lagi ke BRI hingga kembali mendapatkan tambahan modal sebesar 40 juta rupiah.
Beruntung, meski sempat jatuh dan mengalami kerugian, pada tahun 2011 Imam Subkhi kembali bangkit.
Ia berhasil memperluas area pasarnya dari sebelumnya yang hanya mencakup wilayah Jombang dan Mojokerto, kini juga merambah ke Lamongan, Gresik dan Surabaya.
Kapasitas produksi tahu Imam Subkhi juga terus meningkat hingga kini mencapai 1 ton kedelai perhari.
Harga tahu hasil produksi Imam bervariasi tergantung dari ukurannya, mulai dari yang terkecil seharga 1500 dan yang paling besar 2500 rupiah perpotong.
Dengan usahanya tersebut, omset yang diraup Imam cukup besar, mencapai lebih dari 15 juta rupiah perhari.
Imam mengaku merasa senang pernah mendapat pinjaman modal dari BRI sehingga usahanya bisa berkembang dan menjadi besar seperti sekarang.***