NasionalReligi

Sejarah Pondok Pesantren Tebuireng Di Jombang

×

Sejarah Pondok Pesantren Tebuireng Di Jombang

Share this article
Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang

JOMBANG, JOINMedia.id – Kabupaten Jombang merupakan daerah yang mendapat julukan sebagai kota santri.

Julukan tersebut disematkan oleh masyarakat karena di Kabupaten Jombang terdapat banyak pondok pesantren.

Salah satu Pondok Pesantren di Jombang yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat adalah Pondok Pesantren Tebuireng

Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang didirikan oleh tokoh yang juga sangat terkenal, yaitu KH Hasyim Asyari.

Nama pendiri Pondok Pesantren Tebuireng itu begitu masyhur karena jasanya yang besar dalam sejarah perjuangan merebut kemerdekaan.

Pondok Pesantren Tebuireng terletak di Dusun Tebuireng Desa Cukir Kecamatan Diwek.

Dari kota Jombang, Pondok Pesantren Tebuireng berada di sebelah selatan dengan jarak 7,3 kilometer dan dapat dicapai dengan waktu perjalanan sekitar 14 menit.

Lokasi Awal

Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH Hasyim Asyari pada tahun 1899.

Saat itu, Dusun Tebuireng dikenal sebagai sarang pelacuran, perjudian, pencurian dan perampokan.

KH Hasyim Asyari kemudian memulai dakwah dengan membeli sepetak tanah bekas warung seluas 6 x 8 meter persegi milik seorang dalang.

Di tempat tersebut ada dua buah bangunan dengan ruangan kecil yang terbuat dari anyaman bambu.

Satu ruangan dipergunakan sebagai tempat pengajian dan satu ruangan dipakai untuk tempat tinggal KH Hasyim Asyari bersama istrinya, Khodijah.

Sejak kedatangan KH Hasyim Asyari tersebut, lama kelamaan pola kehidupan masyarakat di Dusun Tebuireng mulai berubah.

Aktifitas masyarakat yang sebelumnya selalu mengarah pada hal yang negatif kemudian berubah menjadi baik.

Sementara Pondok Pesantren Tebuireng juga terus berkembang dan jumlah santrinya bertambah banyak.

Sistem Pendidikan

Di awal masa berdirinya, sistem pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng masih dijalankan secara sederhana, dengan menggunakan dua metode, yaitu metode Sorogan dan Bandongan.

Metode sorogan adalah santri belajar membaca kitab kuning di hadapan guru, sementara metode bandongan adalah Kiyai membaca kitab kuning lalu para santri menulis makna pada kitabnya masing-masing.

Pada tahun 1919, KH Hasyim Asyari kemudian merubah sistem pendidikan di Pesantren Tebuireng dengan sistem klasikal.

Lalu pada tahun 1929 kembali dilakukan pembaharuan dengan memasukkan pelajaran umum ke dalam kurikulum pesantren.

Daftar Nama Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng

Setelah KH Hasyim Asyari Wafat pada tahun 1947, pengurusan Pondok Pesantren Tebuireng dilanjutkan oleh putra dan cucu cucunya.

Berikut adalah daftar nama Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng sejak awal berdiri hingga sekarang:

1. KH Hasyim Asyari 1899 – 1947
2. KH Abdul Wahid Hasyim 1947 – 1950
3. KH Abdul Karim Hasyim 1950 – 1951
4. KH Achmad Baidhowi 1951 – 1952
5. KH Abdul Kholiq Hasyim 1952 – 1965
6. KH Muhammad Yusuf Hasyim 1965 – 2006
7. KH Shalahudin Wahid 2006 – 2020
8. KH Abdul Hakim Mahfudz 2020 – sekarang.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *