JOMBANG, JOINMedia.id – Sebagai kota santri, Kabupaten Jombang memiliki banyak pesantren besar, salah satunya adalah Pondok Pesantren Darul Ulum.
Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang memiliki santri dalam jumlah yang sangat banyak, mencapai belasan ribu orang.
Para santri di Pondok Pesantren Darul Ulum atau Pondok Njoso itu datang tak hanya dari Jombang saja, tapi juga dari berbagai daerah lain di Indonesia.
LOKASI
Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang berdiri di atas lahan seluas 42.5 hektar.
Lokasinya di Desa Rejoso Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
Dari kota Jombang, Pondok Pesantren Darul Ulum berada di sebelah timur dengan jarak sekitar 8,2 kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 19 menit.
SEJARAH
Pondok Pesantren Darul Ulum didirikan pertama kali oleh KH Tamim Irsyad, murid KH Cholil dari Bangkalan Madura.
Pada tahun 1885, atas perintah gurunya, KH Tamim Isryad datang ke Desa Rejoso di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang yang saat itu masih berupa hutan belantara.
Selain itu, lingkungan di sekitar hutan yang didatangi KH Tamim Irsyad juga dikenal sebagai daerah hitam yang masyarakatnya gemar berjudi, minum-minuman keras dan berbagai kegiatan negatif lainnya.
Tidak mudah bagi KH Tamim Irsyad untuk tinggal dan mendirikan pesantren di Rejoso.
Ia harus berjuang keras agar dapat diterima oleh masyarakat di sana.
Untuk membantu KH Tamim Irsyad, KH Cholil Bangkalan kemudian mengutus satu orang santrinya lagi yang bernama KH Djuraemi agar datang ke Desa Rejoso.
KH Djuraemi yang kemudian berganti nama menjadi KH Cholil membantu mengajar ilmu Tauhid dan Tasawuf, sementara KH Tamim Irsyad mengajar ilmu Alquran dan Fiqih.
Di Rejoso, KH Tamim Irsyad menikahkan KH Cholil dengan putrinya yang bernama Nyai Fatimah.
Pada saat itu, jumlah santri di Pondok Pesantren Darul Ulum terus bertambah mencapai 200 orang.
Karena jumlah santrinya semakin banyak dan mayoritas berasal dari luar kota, pada tahun 1898 KH Tamim Irsyad kemudian mendirikan surau untuk tempat mengaji dan tempat tinggal para santri.
Guna membantu mengajar di pesantren, KH Cholil kemudian mendatangkan adiknya dari Demak yang bernama KH Syafawi untuk mengajar ilmu tafsir dan ilmu alat.
Namun sayangnya, keberadaan KH Syafawi di Rejoso Jombang tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1904 KH Syafawi meninggal dunia.
Seiring dengan jumlah santri yang terus bertambah, pada tahun 1930 KH Tamim Irsyad juga meninggal dunia.
Akibatnya KH Cholil harus sendirian mengurus Pondok Pesantren yang didirikan mertuanya tersebut.
Namun tak lama setelah itu, Putra kedua KH Tamim Irsyad yang bernama KH Romli Tamim pulang dari nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng dan Makkah.
KH Romli Tamim kemudian melanjutkan perjuangan ayahnya mengasuh Pesantren di Rejoso dengan tetap dibantu oleh KH Cholil.
Namun Pada tahun 1937, KH Cholil juga meninggal dunia.
Perjuangan KH Cholil kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bernama KH Dahlan Cholil.
Di tangan dua kiyai muda itulah, Pesantren yang didirikan KH Tamim Irsyad semakin berkembang pesat.
Keduanya kemudian memberi nama pada pesantren tersebut dengan nama Pondok Pesantren Darul Ulum yang artinya rumah ilmu.
Materi pendidikan di pesantren Darul Ulum kemudian juga dikembangkan, tak hanya mengajarkan ilmu agama saja tapi juga ilmu ilmu umum.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Pada tahun 1938 didirikanlah sekolah pertama di Pondok Pesantren Darul Ulum yang diberi nama Madarasah Ibtidaiyah Darul Ulum, lalu pada tahun 1949 didirikan Madarasah Mualimin untuk putra dan tahun 1954 didirikan Madarasah Mualimat untuk putri.
Saat itu, jumlah santri di Darul Ulum sudah mencapai 3000 orang.
Pada tahun 1958 KH Romli Tamim dan KH Dahlan Cholil wafat.
KH Dahlan Cholil wafat pada bulan sya’ban sementara KH Romli Tamim menyusul wafat pada bulan Ramadhan.
Pasca duet KH Romli Tamim dan KH Dahlan Cholil, pengurusan pesantren Darul ulum kemudian dilanjutkan oleh KH Ma’sum Cholil.
Namun sayangnya hanya berselang 3 tahun kemudian KH Ma’sum Cholil meninggal dunia.
Estafet pengurusan Pondok Pesantren Darul Ulum kemudian dilanjutkan oleh KH Bisri CHolil dan KH Mustain Romli.
Pada periode ini, tepatnya tahun 1965, didirikanlah Universitas Darul Ulum sebagai wadah bagi para Santrinya yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Setelah KH Bisri Cholil wafat pada tahun 1968, pengurusan dan pengembangan Pondok Pesantren Darul Ulum dilanjutkan oleh KH Mustain Romli bersama KH Asad Umar dan dibantu oleh saudara saudaranya yang lain.

Pada saat itu, KH Asad Umar bahkan membuat terobosan baru dengan mendirikan sekolah sekolah unggulan di dalam Pesantren yang pertama di Indonesia, mulai dari SMP unggulan, SMA dan MA Unggulan.
Di tingkat Perguruan Tinggi, KH Asad Umar juga mendirikan Sekolah Keperawatan, Akademi Kebidanan dan Rumah Sakit.
Sejak itu, nama Pondok Pesantren Darul Ulum semakin berkibar dan dikenal oleh masyarakat sebagai pesantren terkemuka yang unggul dan maju dalam bidang pendidikannya.
Hingga kini, Pondok Pesantren Darul Ulum tercatat memiliki lebih dari 16 sekolah formal, mulai dari SDIT, MIN, MTsN, MTs Plus, MAN, MA Unggulan, SMP I, SMPN 3 Unggulan, SMA DU Unggulan, berbagai SMK, hingga Unipdu.***