JOMBANG, JOINMedia.id – Kreatifitas warga di Jombang seolah tak ada matinya.
Bermaksud memanfaatkan dek lantai dua rumahnya yang menganggur, seorang pria di Jombang sukses membudidayakan buah anggur.
Lokasinya di Dusun Jemparing Desa Pakel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.
Uniknya, buah anggur yang dibudidayakan pria di Jombang itu bukan hanya anggur lokal, tetapi berbagai jenis buah anggur dari mancanegara.
Pria tersebut bernama Zaenul Arifin (43).
Ia mengaku mulai menekuni usaha budidaya buah anggur sejak tahun 2020.
“Awalnya saya itu hobi mas, saya beli bibit anggur dari teman, trus saya pelajari cara perawatannya secara otodidak, alhamdulillah hasilnya kok bagus,” ungkap Zaenul senang.
Selain aktif berinovasi membuat pupuk kompos dan obat-obatan alami, Zaenul juga bergabung dalam komunitas petani buah anggur di Jombang.
“Di sini anggurnya organik mas, kita pakai pupuk kompos buatan sendiri hasil dari sharing-sharing dengan teman komunitas,” tambah Zaenul kepada JOINMedia.id.
Untuk membudidayakan buah anggur tersebut, Zaenul memilih menggunakan dek (lantai dua) rumahnya.
“Saya sengaja menggunakan lokasi di lantai dua ini karena anginnya los (langsung). Kalau di bawah (anginnya) itu kan terhalang pohon-pohon dan bangunan rumah,” jelasnya.
Kemudian di atas kebun anggurnya tersebut, Zaenul menggunakan penutup (atap) dari plastik agar tanaman anggurnya tetap mendapat sinar matahari namun terhindar dari hujan.
Hanya dengan memiliki 23 batang bibit anggur, Zaenul merasa senang karena bisa memanen sedikitnya satu kwintal buah anggur per tahun.
“Karena keterbatasan lahan, saya cuma nanam 23 batang, alhamdulillah tiap tahun saya bisa panen rata-rata satu kwintal lah,” jelas Zaenul lagi.
Cukup beragam jenis buah anggur yang dibudidayakan Zaenul di lantai dua rumahnya tersebut.
Diantaranya adalah buah anggur jenis configurasy, angelica dan everes dari Ukraina, anggur jenis Jupiter dari Amerika hingga anggur varian tamaki dari Jepang.
Untuk pemasarannya, Zaenul mengaku tidak pernah bingung.
Setiap ada buah yang sudah waktunya dipetik, ia hanya tinggal memfoto dan mempostingnya di media sosial sehingga para pembeli akan langsung berdatangan ke rumahnya.
“Pembeli buah anggur yang datang ke sini itu lebih senang, karena bisa metik buah sendiri langsung dari pohonnya, sehingga buah yang mereka konsumsi itu buah segar, bukan buah hasil import yang diawetkan,” ujar Zaenul sambil menunjukkan buah anggurnya yang sudah siap panen.
Meski organik, buahnya lebih segar dan lebih sehat, namun harga buah anggur dari kebun mini milik Zaenul ini sangat terjangkau, hanya 80 ribu rupiah perkilogramnya.
Selain menjual buah, di rumahnya tersebut, Zaenul juga memproduksi dan menjual bibit anggur
Khusus untuk bibit, Zaenul menjualnya dengan harga 50 ribu rupiah perpolyback.
“Di sini kalau mau beli bibit trus mau belajar cara penanaman dan perawatannya saya layani, belajarnya gratis,” kata Zaenul penuh semangat.
Dengan keuletan dan kreatifitasnya tersebut, Zaenul ingin menunjukkan bahwa buah anggur, (termasuk buah anggur dari luar negeri sekalipun), ternyata juga bisa dibudidayakan dengan mudah di dataran rendah, seperti di Jombang, tidak harus di daerah pegunungan yang berhawa dingin.***













