JOMBANG, JOINMedia.id – Plumbon Gambang di Kecamatan Gudo merupakan nama desa yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Kabupaten Jombang.
Desa tersebut selama ini dikenal sebagai sentra kerajinan manik-manik yang telah mendunia.
Seperti halnya di Bali, pada waktu-waktu tertentu, selalu ada saja turis asing yang datang ke Desa Plumbon Gambang hanya untuk berburu manik-manik.
Nur Wakit, Kepala Desa Plumbon Gambang menjelaskan, manik-manik telah dikembangkan menjadi produk kerajinan unggulan di desanya sejak tahun 1978.
Saat itu, ada tiga orang warga yang memiliki keahlian di bidang batu akik.
Mereka memiliki keinginan untuk membuat kerajinan khas.
Setelah melakukan berbagai uji coba, mereka kemudian menemukan teknik pengolahan limbah kaca menjadi butiran manik-manik yang indah.
Caranya adalah dengan melebur pecahan limbah kaca menggunakan bara api .
Sejak itulah, kerajinan manik-manik di Desa Plumbon Gambang mulai tumbuh dan berkembang.
Banyak masyarakat yang awalnya hanya menggantungkan hidup dari bertani kini beralih menjadi perajin manik-manik.
“Sekarang total ada 1.240 warga yang bekerja di bidang manik-manik. Tapi yang punya rumah produksi hanya sekitar 60 orang saja”, ujar Nur Wakit, Kepala Desa Plumbon Gambang.

Bahkan sejak tahun 2015, menurut Nur Wakit, warga Desa Plumbon Gambang banyak yang nekat merantau dan membuka galeri di Bali.
Akibatnya, manik-manik dari Desa Plumbon Gambang mulai dikenal oleh para turis asing.
Sejak itu, pasar manik-manik kemudian berkembang tak hanya di berbagai daerah di Indonesia, tapi juga meluas ke berbagai negara luar, seperti Cina, Australia, Thailand, Belanda hingga Amerika.
Keberhasilan warga memperluas area pemasaran manik-manik hingga ke luar negeri tersebut, menurut Nur Wakit, tidak lepas dari peran BRI.
Sebab sudah sejak lama, BRI intens memberikan pinjaman modal kepada para perajin di Desa Plumbon Gambang.
“Termasuk saya bisa punya galeri di Bali itu kan dulu karena ada pinjaman dari BRI, waktu itu saya dapat 350 juta kalau gak salah”, jelas Nur Wakit.

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Aryana Wahyu Subagya, Kepala Unit BRI Gudo membenarkan jika pihaknya telah menjalin kerjasama dengan para perajin di Desa Plumbon Gambang sejak lama.
Saat ini, menurut Aryana, total ada 190 kepala keluarga di Desa Plumbon Gambang yang telah mendapat program pembiayaan dari BRI.
“Bentuknya bermacam-macam, ada yang KUR, Kemitraan, Kredit Komersil, dan lain-lain”, ujar Aryana.
Untuk 190 KK tersebut, dana yang telah dikucurkan BRI tidak sedikit, mencapai 7,5 milliar rupiah.
Melihat potensi dan semangat warga yang besar, BRI kemudian makin intensif memberikan pendampingan dan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Desa Plumbon Gambang.
Melalui pemerintah desa tersebut, sejak tiga tahun lalu BRI telah berupaya menjadikan Desa Plumbon Gambang sebagai calon Desa BRIlian.
Sebab menurut Aryana, Desa Plumbon Gambang memiliki kriteria yang cukup, diantaranya adalah memiliki kluster usaha dengan aneka produknya yang khas. Seperti kluster manik-manik, kluster pertanian, kluster perdagangan dan kluster peternakan.
Aryana menambahkan, sebagai bentuk keseriusannya, pada tahun 2021 BRI telah membagikan tabung gas elpiji gratis kepada para perajin manik-manik.
Tahun 2022 BRI membagikan ratusan bibit buah untuk penghijauan di Desa Plumbon Gambang.

Tahun 2023 BRI membagikan beasiswa kepada anak-anak yatim di Desa Plumbon Gambang, lalu pada tahun 2024 BRI kembali hadir dengan menjadi sponsorship pada acara Harlah Fatayat NU Kecamatan Gudo yang ditempatkan di Desa Plumbon Gambang.

Kemudian untuk tahun 2025 ini, menurut Aryana, BRI telah mengusulkan Desa Plumbon Gambang menjadi calon Juara Desa BRIlian sebagai Desa Industri dan Desa Wisata yang kerap didatangi turis mancanegara.
“Kami tertarik membantu Desa Plumbon Gambang karena dibandingkan 12 desa lainnya di Kecamatan Gudo, ada produk khas yang berpotensi menarik devisa di sini, yaitu manik-manik, kalau di desa lainnya tidak ada”, ujar Aryana.
Jika nanti terpilih menjadi juara Desa Brilian, menurut Aryana, maka Desa Plumbon Gambang berhak mendapatkan gelontoran CSR dari BRI senilai milliaran rupiah yang dapat dipakai untuk membangun sarana dan prasarana umum untuk pengembangan UMKM warganya.
“Kalaupun tidak juara satu targetnya nanti ya masuk lima besar lah”, pungkas Aryana.***