JOMBANG, JOINMedia.id – Tak hanya di Desa Sumbermulyo yang sudah terkenal, usaha produksi tahu di Jombang ternyata juga banyak dilakukan oleh warga di desa-desa lainnya.
Salah satunya adalah Fatkhur Roji (31), warga Desa Bongkot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.
Fatkhur Roji mengaku telah mulai menjalankan usaha produksi tahu sejak lulus SMA tahun 2012 silam.
Hal itu ia lakukan karena ingin segera mandiri dan bisa membantu ekonomi keluarganya.
Untuk mengawali usahanya, Fatkhur Roji nekat belajar dengan bekerja memproduksi tahu di rumah saudaranya yang sudah sudah puluhan tahun menjalankan usaha tersebut.
Setelah beberapa bulan berjalan, uang hasil kerjanya itu ia pakai untuk mencoba memproduksi tahu sendiri.
Dengan bimbingan saudaranya, tahu hasil produksi Fatkhur Roji bisa diterima pasar.
Setiap hari, ia rutin menghabiskan kedelai rata-rata 30 kilogram untuk memproduksi tahu.
“Saya kerja bikin tahu itu siang sampai sore mas, kemudian besoknya jam 02.00 dini hari saya berangkat ke pasar untuk menjualnya. Seperti itu kegiatan rutin saya”, ujar Fatkhur Roji.
Hanya saja khusus di bulan Ramadhan, kegiatan produksi tahu dilakukan malam hari.
“Selama bulan Ramadhan kerjanya ganti malam mas, siangnya biar bisa puasa dan istirahat”, katanya.

Saat ke pasar, Fatkhur Roji mengangkut tahunya menggunakan motor roda dua.
Setelah beberapa tahun berjalan dan merasakan pahit manisnya bisnis tahu, Fatkhur Roji akhirnya merasa tertantang untuk mengembangkan usahanya.
“Tahun 2016 atau berapa itu saya lupa, saya nekat pinjam uang untuk tambahan modal ke BRI. Alhamdulillah, waktu itu saya dapat 25 juta”, ujarnya.
Dengan tambahan modal tersebut, kapasitas produksi Fatkhur Roji meningkat dari sebelumnya 30 kilo menjadi lebih dari 50 kilogram kedelai perhari.
Untuk penjualannya, Fatkhur Roji juga tidak berkutat di pasar Peterongan saja, tapi mulai merambah ke pasar Mojoagung Jombang.
Namun karena kapasitas produksinya bertambah dan ia selalu kesulitan membawa tahunya ke pasar, pada tahun 2022 Fatkhur Roji mecoba mengajukan pinjaman lagi ke BRI.
Saat itu, dia mendapat pinjaman dari program KUR sebesar 40 juta rupiah.
Uang tersebut dipakai Fatkhur Roji untuk membeli motor tiga roda.
Dengan motor itulah dia akhirnya bisa membawa tahunya keliling ke pasar-pasar di Jombang dengan mudah.

Dengan dibantu lima orang karyawannya, kapasitas produksi tahu Fatkhur Roji kemudian makin meningkat mencapai lebih dari 100 kilogram kedelai perhari.
Jenis tahu yang diproduksi Fatkhur Roji kemudian makin beragam, tak hanya tahu mentah, tapi juga tahu susu dan tahu matang/tahu goreng.
Akibatnya, omset yang diraup Fatkhur Roji sekarang melejit, mencapai 3 juta rupiah perhari.
Dalam memenuhi kebutuhan modalnya, Fatkhur Roji mengaku sengaja memilih BRI karena prosesnya mudah dan cepat.
“Saya lebih sreg ke BRI, karena gak ribet dan cepet”, pungkasnya.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Moh. Meizaq Chimky, Kepala Unit BRI Peterongan Jombang membenarkan jika Fatkhur Roji merupakan salah satu nasabahnya dari program KUR.
Selama ini, menurut Meizaq, BRI Peterongan serius membantu mengembangkan UMKM yang dikelola masyarakat.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah UMKM penerima KUR BRI di Peterongan yang mencapai lebih dari 1000 UMKM.
Diantaranya adalah di Desa Tugu Sumberjo sebanyak 100 UMKM. Desa Bongkot 308 UMKM, Desa Senden 102 UMKM, Desa Mancar 670 UMKM, Desa Morosunggingan 100 UMKM, dan Desa Keplaksari sebanyak 203 UMKM.
Nilai total dana yang telah digelontorkan BRI untuk wilayah unit Peterongan juga tidak sedikit, mencapai lebih dari 110 milliar rupiah.
Melalui pinjaman yang telah dikucurkan BRI, Meizaq berharap, UMKM di Jombang makin berkembang sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
“Dari program-program yang ada ini mudah-mudahan bisa membantu mengembangkan UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, pungkas Meizaq.***