JOMBANG, JOINMedia.id – Bermaksud ingin memanfaafkan waktu luangnya usai menjalankan tugas, seorang anggota TNI di Kabupaten Jombang justru sukses menjadi peternak burung murai batu.
Anggota TNI tersebut bernama Serka Gianto (47), asal Dusun Balongsono Desa Talunkidul Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Sehari-hari, Serka Gianto berdinas sebagai Komandan Provost di Kodim 0814 Jombang.
Serka Gianto mengaku tertarik beternak burung murai batu karena ingin memanfaatkan waktunya di luar jam dinas agar tetap produktif.
Perlu di ketahui, burung murai batu merupakan salah satu jenis burung mahal di Indonesia.
Dulu, harga indukan burung murai batu mencapai 6 hingga 7 juta rupiah perpasang.
Namun karena sudah memiliki pengalaman beternak burung love bird, Serka Gianto merasa tertantang untuk naik kelas dengan menangkarkan burung murai batu tersebut.
Untuk mengawalinya, pada tahun 2021, Serka Gianto mencoba mengajukan pinjaman modal ke BRI.
Hasilnya, ia mendapatkan pinjaman melalui program KUR sebesar 35 juta rupiah.
Selain dipakai untuk membangun kandang, uang tersebut juga dipakai oleh Serka Gianto untuk belanja indukan.
“Pertama itu saya beli dua pasang (indukan), yang satu saya dapat dengan harga 7 juta dan yang satunya lagi 6 juta”, kenang Serka Gianto.
Dan tanpa diduga, hanya berselang satu bulan dari saat ia beli, kedua indukan itu sudah bertelur.
Serka Gianto mengaku merasa sangat senang.
“Satu burung itu telurnya ada yang empat dan ada yang tiga. Dan alhamdulillah, setelah dierami induknya, seluruhnya bisa menetas”, ujar Serka Gianto.
Sejak itulah, burung murai batu peliharaan Serka Gianto bisa bertelur dan menetaskan anakan rata-rata tiga kali dalam dua bulan.

Selain dipilih untuk dijadikan induk tambahan, anakan burung yang dihasilkan rutin dijual oleh Serka Gianto seharga 800 hingga 900 ribu rupiah untuk yang jantan dan 250 ribu rupiah untuk yang betina.
“Jualnya mudah mas, pokok setelah menetas saya buat status gitu langsung banyak yang pesan”, kata Serka Gianto.
Berkah dari usahanya tersebut, jumlah indukan milik Serka Gianto kemudian bertambah menjadi tujuh pasang dan seluruhnya produktif.
“Burung ini hanya berhenti bertelur saat mengalami mutasi atau ganti bulu. Tapi itu ndak lama, paling satu atau dua bulan saja, setelah itu produktif lagi”, jelasnya.
Tingginya produktifitas burung peliharaannya membuat Serka Gianto merasa sangat bersyukur.
Betapa tidak, dari burung tersebut, ia dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya.
“Alhamdulillah sejak beternak burung murai batu ini saya nyaris ndak pernah nyentuh gaji. Untuk belanja di rumah, transport saya dinas sampai biaya kuliah anak, alhamdulillah bisa tercukupi dari sini”, ujar Serka Gianto.
Bahkan cicilan KUR di BRI yang seharusnya diselesaikan dalam waktu tiga tahun langsung ditutup oleh Serka Gianto pada bulan ke 16.
“Mumpung hasilnya bagus, kreditan itu langsung saya tutup mas, biar nggak kepikiran lagi”, katanya.
Meski sekarang sudah tidak pernah mengajukan pinjaman modal lagi ke BRI, namun Serka Gianto mengaku sangat terkesan dengan bantuan yang telah diberikan BRI kepadanya.
Sebab berawal dari pinjaman BRI itulah, Ia sekarang memiliki penghasilan tetap dari penangkaran burung murai sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan membayar biaya kuliah anak-anaknya.
“Alhamdulillah mas, terimakasih BRI, bantuannya berkah”, pungkasnya.***