Ekonomi BisnisHeadline

Berkat Pinjaman BRI, Tas Rajut Karya Ibu Rumah Tangga Di Jombang Ini Merambah Pasar Luar Negeri

×

Berkat Pinjaman BRI, Tas Rajut Karya Ibu Rumah Tangga Di Jombang Ini Merambah Pasar Luar Negeri

Share this article
Anuk Hadiningrum menunjukkan aneka produk rajutnya di Jombang

JOMBANG, JOINMedia.id – Bagi para perajin di Jombang, nama Anuk Hadiningrum (58), mungkin sudah tidak asing lagi.

Ibu rumah tangga asal Desa Mojongapit Kecamatan Jombang itu dikenal sebagai perajin tas rajut yang sukses.

Pasar tas rajut buatan Anuk tak hanya di wilayah Jombang saja, tapi juga meluas ke berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan tak hanya dalam negeri, sejak beberapa tahun terakhir tas rajut hasil tangan kreatif Anuk juga telah merambah ke berbagai negara, seperti Jepang, Italia, Australia dan Turki.

Produk rajut buatan Anuk bermacam-macam, mulai dari gantungan kunci, boneka, baju, sepatu, dompet, hingga tas.

Saat ditemui JOINMedia.id di rumahnya, Anuk mengaku merasa sangat senang dan bersyukur atas pencapaiannya tersebut.

Menurut Anuk, keberhasilannya menembus pasar mancanegara tak lepas dari peran BRI yang selalu mendukungnya di bidang permodalan.

Anuk Hadiningrum sedang merajut tas di rumahnya Desa Mojongapit Kecamatan Jombang

Awal Memulai Usaha Rajut

Anuk mengaku mulai serius menekuni usaha produksi tas rajut sejak tahun 2011.

“Sebenarnya saya sudah seneng rajut itu sejak kelas 2 SD, tapi baru saya seriusi menjadi usaha mulai tahun 2011″, ujar Anuk.

Karena tidak punya modal, Anuk mengawali usahanya dengan mencoba mengajukan pinjaman ke BRI.

” Pertama itu saya dapat 25 juta, langsung saya pakai untuk beli bahan dan peralatan”, kenang Anuk.

Karena jumlah pesanan terus bertambah, selang dua tahun kemudian Anuk kembali mengajukan pinjaman modal ke BRI.

Saat itu, ia kembali mendapat suntikan modal 25 juta.

Bahkan tak hanya modal saja, dari BRI Anuk juga beberapa kali mendapat program pelatihan untuk meningkatkan produksi dan memperluas jangkauan pasarnya.

Bersama komunitas UMKM yang diikutinya, Anuk juga aktif mengikuti pameran-pameran baik di Jombang maupun luar daerah.

“Alhamdillah dari pameran-pameran itu tas rajut buatan saya makin dikenal oleh masyarakat sehingga jumlah pesanan terus bertambah”, ujar Anuk.

Melalui kementrian perindustrian dan perdagangan, menurut Anuk, tas rajut buatannya juga sering dibawa untuk pameran di luar negeri.

Akibatnya,sejak tahun 2015 pesanan dari beberapa negara mulai mengalir, diantaranya adalah dari Australia dan Jepang.

“Yang dari Sidney pesan tas, tapi kalo yang dari Jepang itu dari maskapainya sana, mereka pesan boneka-boneka kecil, namanya Amigurumi Hello Kity. Itu dipake untuk souvenir penumpang pesawat di Jepang”, jelas Anuk.

Anuk menunjukkan tas hasil rajutannya

Untuk memenuhi pesanan tersebut, Anuk kemudian mengajukan pinjaman modal lagi ke BRI hingga mendapatkan dana sebesar 100 juta rupiah.

Karena tak mampu memproduksinya sendiri, Anuk kemudian merekrut puluhan orang untuk membantunya.

“Awalnya itu saya latih dulu. Setelah bisa saya ajak kerjasama untuk memproduksi tas atau pesanan lain yang saya terima. Jadi secara nggak langsung saya buka lapangan kerja untuk mereka”, kata Anuk.

Dulu, jumlah karyawan Anuk hanya dua orang, namun kini sudah mencapai 25 orang.

Hanya saja, sistem pengerjaannya dilakukan di rumah masing-masing.

Setelah produknya jadi, Anuk tinggal mengambil ke rumah mereka.

Sejak itu, kapasitas produksi tas maupun produk lain buatan Anuk meningkat.

Jika sebelumnya ia hanya mampu memproduksi rata-rata 10 hingga 15 tas perbulan, dengan bantuan 25 orang karyawan dan dukungan modal dari BRI, Anuk dapat menggenjot produksinya hingga lebih dari 1000 produk perbulan.

Harga aneka kerajinan rajut buatan Anuk bervariasi, mulai dari yang termurah 10 ribu dan yang termahal mencapai 2,5 juta rupiah.

“Boneka-boneka kecil atau gantungan kunci seperti ini 10 ribu, tapi kalau tas, dompet, baju, dan sepatu itu mulai dari 90 ribu sampai 2,5 juta”, ujar Anuk sambil menunjukkan gantungan kunci dan tas di tangannya.

Berkat kerja kerasnya tersebut, omset Anukpun meroket dari sebelumnya 30 hingga 50 juta rupiah perbulan kini mencapai 180 hingga 200 juta rupiah perbulan.

Anuk berharap BRI terus membantu para pelaku UMKM di Jombang seperti dirinya, tak hanya dari sisi permodalan, tapi juga rutin memberikan pembinaan terkait kualitas produk dan pemasarannya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *