Pilihan EditorSejarah & Budaya

Ekskavasi Petirtan Sumberbeji 2024 Selesai, Ini Yang Ditemukan Arkeolog

×

Ekskavasi Petirtan Sumberbeji 2024 Selesai, Ini Yang Ditemukan Arkeolog

Share this article
Petirtan Sumberbeji di Ngoro Jombang

JOMBANG, JOINMedia.id – Setelah berlangsung selama 10 hari, ekskavasi terhadap petirtan Sumberbeji di Desa Kesamben Kecamatan Ngoro Kabuopaten Jombang akhirnya dinyatakan selesai.

Ekskavasi terhadap petirtan Sumberbeji di Jombang tersebut merupakan ekskavasi yang sudahkesekian kalinya dilakukan.

Tujuannya untuk mencari jalur buang agar petirtan yang penemuannya dulu menghebohkan warga di Jombang itu tidak terus terendam.

Berbeda dengan ekskavasi sebelumnya, dalam ekskavasi tahun 2024 ini, arkeolog menggandeng ahli hidrologi dari Universitas Gajah Mada (UGM).

Harapannya, mereka nanti akan bisa membantu mencari solusi agar posisi air yang selama ini merendam petirtan Sumberbeji bisa dikembalikan seperti jaman dulu saat petirtan Sumberbeji masih difungsikan pada masa raja Mpu Sindok, Kadiri atau masa Majapahit.

Dalam ekskavasi yang sudah dilakukan tersebut, Arkeolog kembali menemukan saluran air tepat di sudut timur laut dari kolam utama.

Strukturnya terbuat dari bata merah dengan ukuran sama dengan bata yang ada di dalam petirtan.

Dari petirtan utama, jarak struktur tersebut hanya sekitar 5 hingga 7 meter.

Petugas menduga, struktur tersebut adalah jalur buang air sehingga di masa lalu petirtan Sumberbeji tidak terus terendam.

Posisi struktur yang diduga jalur buang itu berada di dalam tanah dengankedalaman sekitar 2 meter.

Namun sayangnya, proses penggalian belum dapat dilanjutkan lagi karena artah jalur buangnya masuk ke sawah-sawah warga.

Para pekerja lakukan penggalian di sisi timur Petirtan Sumberbeji

Seperti diberitakan sebelumnya, Petirtan Sumberbeji adalah sebuah kolam kuno yang diduga dibangun pada masa kerajaan medang era Jawa Timur.

Kolam yang diduga dulu sangat megah ini diduga dibangun pada masa raja Mpu Sindok.

Dilihat dari arsitekturnya yang megah, kuat dugaan, petirtan ini bukanlah petirtan biasa, tetapi sebuah petirtan yang diperuntukkan bagi raja atau keluarga raja.

Ukurannya sangat besar, panjang dan lebarnya mencapai 17 kali 20 meter persegi.

Bahkan ada yang menduga juga bahwa posisi Petirtan ini dulu berada tak jauh dari istana tempat raja berkedudukan.

Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya sebuah bangunan besar di Dusun Kedaton Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang di tengah area persawahan warga.

Namun sayangnya, puing-puing bangunan besar yang ditemukan sekitar tahun 2017 tersebut kini sudah hilang akibat aktifitas penggalian pasir dan lambannya respon dari pejabat terkait.

Meski dibangun pada masa raja Mpu Sindok, Petirtan Sumberbeji kemudian tetap dipergunakan pada masa raja-raja berikutnya, termasuk pada masa kerajaan Kadiri hingga Majapahit.

Dugaan itu didasarkan atas ditemukannya tiga lapis budaya yang ada di dalam petirtan Sumberbeji.

Saat melakukan ekskavasi, selain bata merah era mpu sindok yang mendominasi, Arkeolog juga menemukan pasangan bata merah era Kadiri dan era Majapahit.

Para ahli menduga, pada masa Kadiri, petirtan Sumberbeji pernah direnovasi dan dipergunakan untuk aktifitas para penguasa pada waktu itu.

Demikian juga pada masa Majapahit, ada sebagian bata kuno yang menempel dan menutup sebagian bangunan diantara bata-bata kuno era Mpu Sindok.

Arkeolog meyakini, pada masa Majapahit petirtan ini juga pernah direnovasi dan difungsikan.

Namun pada masa raja siapa hal tersebut dilakukan, hingga kini masih belum ditemukan petunjuk yang dapat mengungkapkannya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *