JOMBANG, JOINMedia.id – Datangnya bulan Suro disambut dengan penuh sukacita oleh warga di Kabupaten Jombang.
Menjelang bulan Suro, sebagian warga di Jombang memiliki berbagai tradisi khusus.
Diantara tradisi yang masih dilestarikan dan sering dilakukan warga di Jombang adalah ritual jamasan atau mencuci benda-benda pusaka.
Ragam benda pusaka yang biasanya dijamas oleh warga, mulai dari keris, tombak, hingga pedang.
Namun demikian, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjamas atau mencuci benda pusakanya.
Mereka memilih meminta bantuan kepada orang tertentu yang memang dikenal memiliki keahlian untuk menjamas benda-benda pusaka.
Akibatnya setiap bulan Suro datang, para ahli mencuci benda pusaka kebanjiran order untuk menjamas.
Salah satunya adalah Yudi Rianto, warga Desa Mojotengah Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.
Bertempat di halaman belakang rumahnya, Yudi tampak sibuk menjamas benda-benda pusaka milik para pelanggannya, Jumat (5/7/24).
Menurut Yudi, menjamas atau mencuci benda pusaka tidak bisa dilakukan sembarangan.
Sebab jika salah, benda-benda pusaka yang usianya sudah mencapai ratusan tahun itu akan rusak dan pamornya hilang.
Jika itu terjadi, maka benda pusaka tersebut menjadi tidak bernilai lagi.
Sebelum menjamas, Yudi akan memeriksa terlebih dahulu kondisi pusaka yang akan ia jamas.
Jika kondisinya berkerak dan berkarat, maka ia akan mencucinya terlebih dahulu termasuk dengan menggunakan bahan-bahan khusus yang berbahaya (beracun).
Itupun harus ia lakukan dengan sangat hati-hati.
Setelah bersih, Yudi akan melakukan proses yang kedua, yaitu menjamas atau warangan.

Dalam proses ini, Yudi mencuci benda pusaka dengan air kembang untuk memunculkan pamornya.
Di bulan Suro ini, Yudi mengaku sudah mendapat order lebih dari 500 keris dan berbagai benda pusaka lainnya untuk ia jamas.
Benda-benda pusaka itu tak hanya milik warga Jombang saja, tapi juga milik warga dari berbagai daerah lainnya, seperti Lamongan dan Tuban.
Dari jasa menjamas benda-benda pusaka tersebut, upah yang diterima Yudi bervariasi mulai dari lima puluh hingga seratus ribu rupiah.***