HeadlineSejarah & Budaya

Sejarah Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang

×

Sejarah Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang

Share this article
Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang

JOMBANG, JOINMedia.id – Jika anda ingin mencari tempat untuk belajar agama Islam di Jombang, cobalah datang ke Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar.

Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar merupakan salah satu dari beberapa lembaga pendidikan Islam yang tertua di Jombang.

Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar berdiri saat wilayah Jombang dan NKRI masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda

LOKASI

Pondok Pesantren Mambaul Maarif berada di Desa Denanyar Kecamatan Jombang.

Dari kota Jombang, Pondok Pesantren Mambaul Maarif terletak di sebelah barat, berjarak sekitar 5,5 kilometer dan dapat dicapai dengan waktu perjalanan sekitar 13 menit.

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN MAMBAUL MAARIF DENANYAR

Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang didirikan oleh KH Bisri Syansuri, ulama muda yang lahir di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Jawa tengah pada tanggal 18 September 1886.

Saat belajar di Makkah, KH Bisri Syansuri menikah dengan Nyai Noor Khodijah, Putri dari Kyai Hasbullah atau adik dari KH Wahab Hasbullah, Pengasuh Pondok Pesantren Tambakberas Jombang.

Setelah pulang dari Makkah dan sempat tinggal di rumah mertuanya (di Tambak Beras) selama dua tahun, KH Bisri Syansuri kemudian mendirikan Pondok Pesantren di Desa Denanyar yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Tambakberas.

Seperti halnya Tebuireng, dulu Desa Denanyar juga merupakan daerah yang terkenal keras dan masyarakatnya sangat akrab dengan perjudian dan pelacuran.

Namun dengan tekad kuat, KH Bisri Syansuri tetap datang ke Denanyar.

KH Bisri Syansuri mengawali pendirian pesantren pada tahun 1917 dengan membangun sebuah surau kecil.

Jumlah santri pertamanya saat itu hanya 4 orang (putra).

Saat awal didirikan, KH Bisri Syansuri hanya menerima santri laki laki karena pandangan umum masyarakat saat itu masih belum lazim bagi seorang wanita untuk belajar atau mondok di pesantren.

Namun atas izin gurunya, KH Hasyim Asyari, pada tahun 1921 KH Bisri Syansuri kemudian mendirikan Pondok Pesantren Putri Denanyar.

Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Denanyar kemudian terus berkembang hingga mampu merubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat di Desa Denanyar yang sebelumnya lekat dengan perjudian dan pelacuran menjadi baik dan Islami.

Gadis gadis di Desa itu juga mulai dibukakan pandangannya sehingga merasa perlu untuk belajar di Pesantren seperti halnya laki-laki.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI PESANTREN

Pada tahun 1924, KH Bisri Syansuri kemudian mendirikan Madarasah Ibidaiyah (setingkat SD) yang awalnya bernama Mamba’ul Huda kemudian diganti menjadi Mamba’ul Maarif.

Sejak saat itu pula Pondok Pesantren Denanyar yang awalnya menggunakan nama Desa diganti dan diberi nama menjadi Pondok Pesantren Mambaul Maarif.

Pada tahun 1926, KH Bisri Syansuri mendirikan Madarasah Tsanawiyah putra, lalu tahun 1928 mendirikan Madarasah Tsanawiyah putri dan tahun 1962 mendirikan Madarasah Aliyah Putra dan Putri.

Pada tanggal 25 April 1980, KH Bisri Syansuri wafat.

Pengurusan Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar kemudian dilanjutkan oleh anak dan cucunya hingga sekarang.***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *