JOMBANG, JOINMedia.id – Jombang merupakan daerah di Jawa Timur yang terkenal akan pluralisme dan kebhinekaannya.
Di Jombang, sikap saling hormat menghormati dalam perbedaan suku, agama maupun golongan sangat dijunjung tinggi.
Untuk meningkatkan pemahaman tentang kebhinekaan, Minggu (14/1/24) kemarin, Mahasiswa Bidang Studi Bimbingan Konseling kelas 002, termasuk dari Jombang, mengikuti Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG).
Diklat tersebut merupakan bagian dari kegiatan PPG Daljab Kategori 1 Angkatan 3 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang.
Tujuan dari Diklat wawasan Kebhinekaan Global ( WKG ) adalah untuk mendukung terwujudnya praktik kebhinekaan global di lingkungan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kegiatan diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) dilaksanakan secara daring mulai dari tanggal 14 hingga 28 Januari 2024 dan dilaksanakan mulai pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB.
Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Angkatan 3 Tahun 2023.
Pelaksanaan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) diawali dengan mengerjakan pretest dan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan awal mahasiswa serta tingkat pemahaman terhadap materi diklat WKG ini pada mahasiswa PPG Dalam Jabatan.
Dalam kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) ini ada lima topik yang diajarkan oleh dua narasumber yakni Ibu Dr.YuliatiHotifah, S.Psi, M.Pd dengan topik “Dunia yang Berwarna” , topik “Indonesia yang Harmoni” dan topik “ Damai Dimulai dari Diri “serta Ibu Dr. Khairul Bariyyah, M.Pd, Kons. Dengan topik “Sekolahku yang Bhinneka”, dan “Sekolahku yang Damai”.
Topik 1. Dunia yang berwarna
Pada topik ini kita belajar mengenai hakikat dari keberagaman.
Dalam diri manusia pada kenyataannya tidak memiliki darah keturunan asli dari daerah tersebut, namun terdiri dari banyak susunan suku, ras, budaya, serta kondisi sosial yang berbeda-beda karena manusia bermigrasi, berhubungan, serta memiliki keturunan yang memiliki latar belakang suku, ras, budaya, serta kondisi sosial yang berbeda.
Hasil dari akulturasi ini membentuk manusia yang unik. Seperti halnya warna, jika dicampurkan akan selalu memunculkan warna-warna unik.
Keunikan inilah yang membuat diri kita semakin menjadi manusia yang selalu belajar atas perbedaan yang ada.
Perlu kita ketahui bersama bahwa manusia selalu bermigrasi dari satu tempat ketempat lainnya untuk mencari kehidupan yang layak dan untuk bertahan hidup serta mencari kebijakan-kebijakan yang akan memuaskan kebutuhannya. Hingga pada akhirnya, munculah keragaman manusia, keragaman bangsa, keragaman bahasa, dan keragaman lainnya yang terjadi.
Sebagai manusia kita harus saling belajar menghormati satu sama lain tanpa membedakan suku, ras dan agama, serta bertoleransi dan mengesampingkan ego.
Hal tersebut kita lakukan agar dapat merasakan kedamaian atau keharmonisan dalam menjalani kehidupan yang penuh warna ini.
Jika tidak, maka akan menimbulkan konflik yang negatif seperti tindakan ekstrimisme, dimana setiap kelompok lebih mengutamakan ego dari kelompoknya.
Maka dari itu, sangat dibutuhkan sikap saling mengenal dan sikap toleransi, yang tinggi untuk meminimalisir timbulnya konflik negatif. Sehingga, kita harus menjadi agen perubahan dan menyumbangkan kontribusi positif melalui inovasi terbaru dan menjauhkan prasangka buruk untuk menghindari konflik.
2. Topik 2 – Negeri penuh Harmoni
Indonesia, negara yang terkenal dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Keragaman ini menjadi kekuatan utama dalam membangun harmoni di negara ini.
Ketika kita berbicara tentang negeri penuh harmoni, Indonesia adalah contoh yang sangat baik. Meskipun terdiri dari berbagai suku dan agama yang berbeda, rakyat Indonesia tetap hidup bersama dalam damai dan harmonis.
Hal ini tercermin dalam budaya dan adat istiadat yang dijunjung tinggi di setiap daerah.
Setiap suku memiliki keunikan tersendiri yang dilestarikan dan dihormati oleh seluruh masyarakat.
Keberagaman menjadi kekuatan yang menguatkan, dan bukan menjadi konflik.
Bersatu dalam perbedaan adalah Motto yang dijunjungtinggi oleh masyarakat Indonesia yang tertuang dalam semboyan negara Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya meskipun berbeda–beda tetapi tetap satu jua.
Semoga negeri ini selalu penuh dengan harmoni sehingga dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia.
3. Topik 3 – BerdamaiDengan Diri Sendiri (Damai Mulai Dari Diri)
Dalam kehidupan sehari–hari seringkali kita merasa terjebak dalam kehidupan yang penuh tekanan dan tuntutan.
Rutinitas sehari-hari yang padat, hubungan sosial yang rumit, dan harapan yang tinggi membuat diri kita sering merasa lelah dan cemas.
Pada situasi seperti ini, penting bagi setiap individu untuk belajar berdamai dengan diri sendiri.
Berdamai dengan diri yang merupakan langkah pertama menuju kesejahteraan yang sejati.
Dalam konteks ini, bukan berarti berdamai dengan diri karena merasa puas dengan keadaan kita saat ini.
Sebaliknya, berdamai dengan diri berarti mengakui dan menerima kenyataan bahwa kita adalah manusia yang sempurna namun juga memiliki kekurangan.
Berdamai dengan diri berarti menghargai diri sendiri dan menghentikan sikap yang merusak diri.
Hal tersebut membutuhkan kesadaran dan pengakuan bahwa kita tidak bias mengubah masa lalu, namun kita bias memulai mengubah masa depan kita.
Adapun cara berdamai dengan diri yaitu :
a. Percaya pada dirisendiri
b. Memahamipikiransendiri
c. Peduli dengandirisendiri
d. Janganberpikirambisius
e. Menyadaribahwakecewaadalahbagiandarihidup
f. Menghadapi rasa takut
g. Menghindarisikapperfeksionis
Jadi berdamai dengan diri sendiri sama artinya dengan menerima diri Anda sepenuhnya, termasuk kesalahan-kesalahan yang telah anda perbuat, khususnya terhadap diri anda.
4. Topik 4 –SekolahkuYang Bhinneka
Pendidikan kebinekaan merupakan suatu bentuk layanan pendidikan yang mengenalkan berbagai macam perbedaan dan menjadikan perbedaan tersebut sebagai modal dan potensi untuk saling mengisi dan melengkapi kekurangan, sehingga tercipta suasana hidup yang lebih indah, lebih lengkap, hidup rukun, toleran, dan harmoni.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda–beda tetapi tetap satu jua haruslah kita terapkan dalam kehidupan sehari–hari terutama pada lingkungan sekolah supaya terjalin harmonisasi diantara perbedaan–perbedaan yang terdapat di sekolah sehingga kita bias saling menghargai, menghormati perbedaan seperti agama, ras, suku bangsa dan tentunya memiliki tujuan supaya tidak terjadi diskriminasi di lingkungansekolah, serta mempersiapkan siswa menjadi pemimpin masa depan yang peduli dan toleran.
Untuk menjaga agar semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” itu tetap hidup dan tumbuh dalam realitas masyarakat, maka dibutuhkan pendekatan yang tepat terutama lewat pendidikan nilai kebhinnekaan.
Artinya, pendidikan nilai kebhinnekaan tidak cukup diajarkan, namun juga secara afektif ditumbuhkan rasa mencintai nilai-nilai dan karakter baik di hati setiap peserta didik, dan yang jau lebih utama adalah membiasakan untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas kebhinnekaan di sekolahku adalah untuk memfasilitasi semua siswa tanpa memandang latar belakang budaya atau agama mereka, siswa diajak untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya, contohnya : pengenalan kegiatan seni tari tradisional lokal setempat, upacara hari santri dengan mengenakan pakaian adat yang ada di Indonesia, upacara hari besar nasional dengan mengenakan baju adat tradisional.
5. Topik 5.Sekolahku yang Damai
Sekolah adalah lembaga yang mempunyai peran strategis terutama mendidik dan menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Sekolah diharapkan menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan optimal dan mengamankan diri dari pengaruh negative lingkungan sekitar.
Pentingnya lingkungan yang aman dan bebas dari intimidasi diakui oleh sekolah.
Sekolah memiliki program anti-bullying yang aktif dan melibatkan seluruh komunitas sekolah.
Siswa dilibatkan dalam kampanye kesadaran, seminar, dan workshop untuk membangun pemahaman yang kuat tentang dampak negative perilaku intimidasi serta cara mencegahnya.
Dengan demikian, sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi setiap siswa.
Sekolah memberikan wawasan tentang pentingnya menciptakan budaya damai melalui pembelajaran yang membangun pemahaman, toleransi, dan keterampilan resolusi konflik di antara peserta didik.
Sesi ini memberikan gambaran konkret tentang bagaimana pendidik dapat menjadi agen perubahan yang mendorong sikap positif dan mendamaikan.
Materi “Sekolahku yang Damai”. Peran sentral pendidikan dalam membentuk karakter dan nilai-nilai perdamaian di kalangan pesertadidik.
Tanggungjawab sebagai pendidik haruslah aktif untuk menciptakan sekolah yang damai, tidak hanya terbatas pada pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang mencerminkankedamaian.
Oleh :Mahasiswa Kelas 002 Bimbingan dan Konseling
Abdul Khamid, Christiana Maria Dian W D, Andi JuhriSahrullah, ArifatulFaikoh, Eni Indriati, Arin RestuFebrianti, Bondan Setiawan, Faridha Surya Dimarto, Endah Tri Wahyuni, Delia Anita Yulis, Fausan, Hafidz, Fikriyah Fatin, Hanik Fajarwati, Heny Aridewi Istiningrum, Heru Sasongko, Ika Susanti, SutiyasEkawati, Martha Notanubun, Linda Agustina Dwi Wahyuni, Tarra Ismaya, Ningsih Indriyani, Ngadi Wiyanto, TriyuniTrisna W, Nurul Widya Ningrum, Sarib Hidayat, VivitAmbarwati, Saiful Basri, Nurhasanah, G. A. Abdillah Afani