JOMBANG, JOINMedia.id – Keputusan pemerintah Kabupaten Jombang yang akan mempercepat pelaksanaan acara kenDuren Wonosalam menuai pro dan kontra.
Sebab berbeda dengan biasanya, KenDuren Wonosalam yang biasanya digelar Pemkab Jombang pada bulan Maret, tahun depan akan diajukan diawal Februari 2025.
Jika dipaksakan, banyak warga di Jombang yang khawatir event KenDuren Wonosalam tersebut tidak akan bisa sukses seperti yang diharapkan.
Salah satu warga yang menolak rencana Pemkab Jombang mempercepat pelaksanaan KenDuren Wonosalam adalah Yusron Aminulloh.
Dewan Pembina Asosiasi Pariwisata Jombang (ASPARJO) itu menilai, keputusan pemkab Jombang mempercepat waktu pelaksanaan KenDuren Wonosalam dari biasanya bulan Maret menjadi 2 Februari 2025 sangat tidak tepat.
Ada tiga alasan yang menurut Yusron menjadi dasar pertimbangannya, pertama, awal februari merupakan waktu panen buah durian di Wonosalam belum mencapai puncaknya.
Kedua, meskipun awal bulan ramadhan diperkirakan jatuh pada tanggal 2 Maret, namun KenDuren Wonosalam masih bisa dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari, seperti 16 atau tanggal 23.
Ketiga, Yusron beralasan Bupati yang baru akan dilantik pada tanggal 10 Februari 2025, sehingga menurutnya Bupati Jombang yang baru itulah yang nanti lebih tepat menghadiri acara KenDuren Wonosalam.
“Seharusnya Bupati yang lebih sah bisa hadir dalam acara ini”, ujar Yusron kepada wartawan.
Selain itu, Yusron juga menilai, seharusnya penentuan waktu pelaksanaan KenDuren Wonosalam diserahkan kepada Sembilan kepala desa di Kecamatan Wonosalam.
Para Kepala Desa di Wonosalam yang seharusnya diberi peran besar dalam mengambil keputusan terkait acara KenDuren Wonosalam agar manfaatnya nanti benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat dan petani durian di Wonosalam”, pungkas Yusron.***
