JOMBANG, JOINMedia.id – Bagi warga di Jombang, KH Hasyim Asyari merupakan ulama yang sangat mereka hormati.
KH Hasyim Asyari di Jombang adalah salah satu tokoh pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia.
KH Hasyim Asyari di Jombang juga dikenal sebagai guru bangsa sekaligus pejuang yang berjasa besar dalam sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kini, meski ulama kharismatik asal Jombang itu telah tiada, namun ilmu dan ajaran yang ia wariskan tetap dipegang teguh oleh masyarakat dan menjadi pedoman dalam hidup beragama dan berbangsa.
Tak hanya warisan yang bersifat keilmuan saja, warisan berupa benda yang pernah dipergunakan oleh KH Hasyim Asyari semasa hidup sampai saat ini juga masih terjaga dan dirawat dengan sangat baik oleh cucu cucunya di Jombang.
Salah satu cucu yang intensif merawat benda benda peninggalan KH Hasyim Aysari di Jombang itu adalah KH Riza Yusuf Hasyim atau yang lebih akrab disapa Gus Riza.
Gus Riza adalah cucu KH Hasyim Asyari dari KH Yusuf Hasyim, Putra KH Hasyim Asyari yang dulu biasa dikenal dengan nama pak Ud dan pernah menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang sebelum KH Shalahudin Wahid (Gus Sholah).
Di kediamannya di Jombang, Gus Riza menyimpan berbagai benda yang dulu pernah dipergunakan oleh KH Hasyim Asyari dan keluarganya, mulai dari kursi tamu, peralatan memasak (berupa centong dan talam dari kuningan), batu lumpang, hingga lemari kayu.
Selain itu ada juga peninggalan yang diletakkan di sebuah tempat khusus, yaitu tongkat Mbah Hasyim.
Diduga, tongkat yang terbuat dari kayu itulah yang dulu sering dibawa oleh KH Hasyim Asyari saat menjalankan berbagai aktifitasnya.
Namun demikian, Gus Riza megaku tidak mengetahui secara persis dipergunakan untuk apa saja tongkat tersebut oleh KH Hasyim Asyari.
“Saya hanya merawat dari Bapak setelah wafat itu”, Ujar Gus Riza.
Di halaman samping rumahnya, Gus Riza juga menyimpan ratusan tegel (dibaca tehel/tekel) bekas masjid pesantren Tebuireng yang dulu dibangun oleh KH Hasyim Asyari.
Karena masjidnya direnovasi dan lantai yang dipakai KH Hasyim Asyari dulu sudah tidak dipergunakan, Gus Riza kemudian mengumpulkan ratusan lembar tegel tersebut di rumahnya sebagai kenang-kenangan.
Meski demikian, menurut Gus Riza banyak alumni dari Pesantren Tebuireng yang ingin membangun masjid di daerahnya datang ke rumahnya dan meminta beberapa lembar dari tegel tersebut untuk dijadikan lantai utama di masjid mereka.***