JOMBANG, JoinMedia.id – Berbuahnya tanaman merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu petani.
Namun, tak sedikit petani yang harus merasakan kekecewaan karena buah yang diidam-idamkannya membusuk sebelum dipanen.
Biasanya, buah-buahan tersebut membusuk meski masih berada di pohonnya karena dihinggapi oleh lalat betina yang bertelur.
Saat menetas, telur lalat tersebut kemudian berubah menjadi ulat dan masuk ke dalam buah yang kemudian membuatnya cepat busuk sebelum dipanen.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Samsiran, petani buah durian di desa Sambirejo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang memiliki cara tersendiri yang terbukti ampuh setelah ia praktekkan selama bertahun-tahun.
Menurut Samsiran, cara yang ia lakukan adalah dengan membuat jebakan lalat menggunakan cairan Petroganol, yaitu cairan berbahan kimia yang dapat mengeluarkan aroma lalat betina.
Biasanya, cairan ini dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko pertanian.
Proses membuat jebakan lalat ini ternyata juga sangat mudah.
Pertama, ambil botol bekas wadah air mineral lalu buat dua atau tiga lobang di bagian bawah leher botol.
Lobang ini fungsinya adalah untuk pintu masuk lalat ke dalam botol.
Setelah itu, ikatlah kapas berukuran kecil dan gantungkan ke dalam botol.
Jangan lupa bagian bawah botol di isi dengan air setinggi kira-kira 5 centimeter.
Jika sudah siap, teteskan cairan petroganol ke kapas yang sudah digantung di dalam botol.
Jebakan yang sudah jadi ini kemudian letakkan di sekitar kebun yang buahnya ingin kita lindungi.
Dalam radius 50 hingga 100 meter, lalat-lalat jantan yang biasanya mengikuti dan mengawini lalat betina akan berlomba-lomba mendatangi kapas yang sudah ditetesi cairan petroganol di dalam botol.
Lalat-lalat jantan tersebut akan terus berada di dalam botol hingga jatuh ke air dan mati.
Dengan demikian di kebun, lalat betina tidak ada yang mengawini dan tidak bisa bertelur yang dapat mengakibatkan buah membusuk.
Samsiran mengaku sudah lebih dari 10 tahun menggunakan cara sederhana ini untuk mengatasi hama lalat buah di kebunnya.
Hasilnya, ketika banyak petani di desanya yang gagal panen dan buahnya banyak yang busuk, Samsiran tetap bisa memanen buahnya dalam kondisi yang masih segar dan sehat.*)